Selasa, 17 Januari 2012

Asuhan Keperawata Gagal Ginjal Kronis/ Chronic Kidney Disease (CKD)

A. PENGERTIAN

Gagal ginjal kronik biasanya akibat akhir dari kehilangan fungsi ginjal lanjut secara bertahap (Doenges, 1999; 626)
Kegagalan ginjal kronis terjadi bila ginjal sudah tidak mampu mempertahankan lingkungan internal yang konsisten dengan kehidupan dan pemulihan fungsi tidak dimulai. Pada kebanyakan individu transisi dari sehat ke status kronis atau penyakit yang menetap sangat lamban dan menunggu beberapa tahun. (Barbara C Long, 1996; 368)
Gagal ginjal kronis atau penyakit renal tahap akhir (ESRD) merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan irreversible dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit,menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah). (Brunner & Suddarth, 2001; 1448)
Gagal ginjal kronik merupakan perkembangan gagal ginjal yang progresif dan lambat,biasanya berlangsung beberapa tahun. (Price, 1992; 812)

B. ETIOLOGI
Penyebab GGK termasuk glomerulonefritis, infeksi kronis, penyakit vaskuler (nefrosklerosis), proses obstruksi (kalkuli), penyakit kolagen (luris sutemik), agen nefrotik (amino glikosida), penyakit endokrin (diabetes). (Doenges, 1999; 626)
Penyebab GGK menurut Price, 1992; 817, dibagi menjadi delapan kelas, antara lain:
• Infeksi misalnya pielonefritis kronik
• Penyakit peradangan misalnya glomerulonefritis
• Penyakit vaskuler hipertensif misalnya nefrosklerosis benigna, nefrosklerosis maligna, stenosis arteria renalis
• Gangguan jaringan penyambung misalnya lupus eritematosus sistemik, poliarteritis nodosa,sklerosis sistemik progresif
• Gangguan kongenital dan herediter misalnya penyakit ginjal polikistik,asidosis tubulus ginjal
• Penyakit metabolik misalnya DM,gout,hiperparatiroidisme,amiloidosis
• Nefropati toksik misalnya penyalahgunaan analgesik,nefropati timbal
• Nefropati obstruktif misalnya saluran kemih bagian atas: kalkuli neoplasma, fibrosis netroperitoneal. Saluran kemih bagian bawah: hipertropi prostat, striktur uretra, anomali kongenital pada leher kandung kemih dan uretra.

C. PATOFISIOLOGI
Pada waktu terjadi kegagalan ginjal sebagian nefron (termasuk glomerulus dan tubulus) diduga utuh sedangkan yang lain rusak (hipotesa nefron utuh). Nefron-nefron yang utuh hipertrofi dan memproduksi volume filtrasi yang meningkat disertai reabsorpsi walaupun dalam keadaan penurunan GFR / daya saring. Metode adaptif ini memungkinkan ginjal untuk berfungsi sampai ¾ dari nefron–nefron rusak. Beban bahan yang harus dilarut menjadi lebih besar daripada yang bisa direabsorpsi berakibat diuresis osmotik disertai poliuri dan haus. Selanjutnya karena jumlah nefron yang rusak bertambah banyak oliguri timbul disertai retensi produk sisa. Titik dimana timbulnya gejala-gejala pada pasien menjadi lebih jelas dan muncul gejala-gejala khas kegagalan ginjal bila kira-kira fungsi ginjal telah hilang 80% - 90%. Pada tingkat ini fungsi renal yang demikian nilai kreatinin clearance turun sampai 15 ml/menit atau lebih rendah itu. ( Barbara C Long, 1996, 368)
Fungsi renal menurun, produk akhir metabolisme protein (yang normalnya diekskresikan ke dalam urin) tertimbun dalam darah. Terjadi uremia dan mempengaruhi setiap sistem tubuh. Semakin banyak timbunan produk sampah maka gejala akan semakin berat. Banyak gejala uremia membaik setelah dialisis. (Brunner & Suddarth, 2001 : 1448).
Perjalanan umum gagal ginjal progresif dapat dibagi menjadi tiga stadium yaitu:
• Stadium 1 (penurunan cadangan ginjal)
Di tandai dengan kreatinin serum dan kadar Blood Ureum Nitrogen (BUN) normal dan penderita asimtomatik.
• Stadium 2 (insufisiensi ginjal)
Lebih dari 75% jaringan yang berfungsi telah rusak (Glomerulo filtration Rate besarnya 25% dari normal). Pada tahap ini Blood Ureum Nitrogen mulai meningkat diatas normal, kadar kreatinin serum mulai meningklat melabihi kadar normal, azotemia ringan, timbul nokturia dan poliuri.
• Stadium 3 (Gagal ginjal stadium akhir / uremia)
Timbul apabila 90% massa nefron telah hancur, nilai glomerulo filtration rate 10% dari normal, kreatinin klirens 5-10 ml permenit atau kurang. Pada tahap ini kreatinin serum dan kadar blood ureum nitrgen meningkat sangat mencolok dan timbul oliguri. (Price, 1992: 813-814)

D. MANIFESTASI KLINIS
1. Manifestasi klinik antara lain (Long, 1996 : 369):
a. Gejala dini : lethargi, sakit kepala, kelelahan fisik dan mental, berat badan berkurang, mudah tersinggung, depresi
b. Gejala yang lebih lanjut : anoreksia, mual disertai muntah, nafas dangkal atau sesak nafas baik waktui ada kegiatan atau tidak, udem yang disertai lekukan, pruritis mungkin tidak ada tapi mungkin juga sangat parah.
2. Manifestasi klinik menurut (Smeltzer, 2001 : 1449) antara lain : hipertensi, (akibat retensi cairan dan natrium dari aktivitas sisyem renin - angiotensin – aldosteron), gagal jantung kongestif dan udem pulmoner (akibat cairan berlebihan) dan perikarditis (akibat iriotasi pada lapisan perikardial oleh toksik, pruritis, anoreksia, mual, muntah, dan cegukan, kedutan otot, kejang, perubahan tingkat kesadaran, tidak mampu berkonsentrasi).
3. Manifestasi klinik menurut Suyono (2001) adalah sebagai berikut:
a. Sistem kardiovaskuler
• Hipertensi
• Pitting edema
• Edema periorbital
• Pembesaran vena leher
• Friction sub pericardial
b. Sistem Pulmoner
• Krekel
• Nafas dangkal
• Kusmaull
• Sputum kental dan liat
c. Sistem gastrointestinal
• Anoreksia, mual dan muntah
• Perdarahan saluran GI
• Ulserasi dan pardarahan mulut
• Nafas berbau amonia
d. Sistem muskuloskeletal
• Kram otot
• Kehilangan kekuatan otot
• Fraktur tulang
e. Sistem Integumen
• Warna kulit abu-abu mengkilat
• Pruritis
• Kulit kering bersisik
• Ekimosis
• Kuku tipis dan rapuh
• Rambut tipis dan kasar
f. Sistem Reproduksi
• Amenore
• Atrofi testis

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Menurut Suyono (2001), untuk menentukan diagnosa pada CKD dapat dilakukan cara sebagai berikut:
1. Pemeriksaan laboratorium
Menentukan derajat kegawatan CKD, menentukan gangguan sistem dan membantu menetapkan etiologi.
2. Pemeriksaan USG
Untuk mencari apakah ada batuan, atau massa tumor, juga untuk mengetahui beberapa pembesaran ginjal.
3. Pemeriksaan EKG
Untuk melihat kemungkinan hipertropi ventrikel kiri, tanda-tanda perikarditis, aritmia dan gangguan elektrolit

F. PENCEGAHAN
Obstruksi dan infeksi saluran kemih dan penyakit hipertensi sangat lumrah dan sering kali tidak menimbulkan gejala yang membawa kerusakan dan kegagalan ginjal. Penurunan kejadian yang sangat mencolok adalah berkat peningkatan perhatian terhadap peningkatan kesehatan. Pemeriksaan tahunan termasuk tekanan darah dan pemeriksaan urinalisis.
Pemeriksaan kesehatan umum dapat menurunkan jumlah individu yang menjadi insufisiensi sampai menjadi kegagalan ginjal. Perawatan ditujukan kepada pengobatan masalah medis dengan sempurna dan mengawasi status kesehatan orang pada waktu mengalami stress (infeksi, kehamilan). (Barbara C Long, 2001)

G. PENATALAKSANAAN
1. Dialisis (cuci darah)
2. Obat-obatan: antihipertensi, suplemen besi, agen pengikat fosfat, suplemen kalsium, furosemid (membantu berkemih)
3. Diit rendah protein dan tinggi karbohidrat
4. Transfusi darah
5. Transplantasi ginjal

H. PATHWAY

J. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Menurut Doenges (1999) dan Lynda Juall (2000), diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien CKD adalah:
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan beban jantung yang meningkat.
2. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan udem sekunder: volume cairan tidak seimbang oleh karena retensi Na dan H2O.
3. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual, muntah.
4. Perubahan pola nafas berhubungan dengan hiperventilasi sekunder, kompensasi melalui alkalosis respiratorik.
5. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan suplai O2 ke jaringan menurun.
6. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan oksigenasi jaringan yang tidak adekuat, keletihan.


J. INTERVENSI
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan beban jantung yang meningkat
Tujuan:
Penurunan curah jantung tidak terjadi dengan kriteria hasil :
mempertahankan curah jantung dengan bukti tekanan darah dan frekuensi jantung dalam batas normal, nadi perifer kuat dan sama dengan waktu pengisian kapiler
Intervensi:
a. Auskultasi bunyi jantung dan paru
R: Adanya takikardia frekuensi jantung tidak teratur
b. Kaji adanya hipertensi
R: Hipertensi dapat terjadi karena gangguan pada sistem aldosteron-renin-angiotensin (disebabkan oleh disfungsi ginjal)
c. Selidiki keluhan nyeri dada, perhatikanlokasi, rediasi, beratnya (skala 0-10)
R: HT dan GGK dapat menyebabkan nyeri
d. Kaji tingkat aktivitas, respon terhadap aktivitas
R: Kelelahan dapat menyertai GGK juga anemia

2. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan edema sekunder : volume cairan tidak seimbang oleh karena retensi Na dan H2O)
Tujuan: Mempertahankan berat tubuh ideal tanpa kelebihan cairan dengan kriteria hasil: tidak ada edema, keseimbangan antara input dan output
Intervensi:
a. Kaji status cairan dengan menimbang BB perhari, keseimbangan masukan dan haluaran, turgor kulit tanda-tanda vital
b. Batasi masukan cairan
R: Pembatasan cairan akn menentukan BB ideal, haluaran urin, dan respon terhadap terapi
c. Jelaskan pada pasien dan keluarga tentang pembatasan cairan
R: Pemahaman meningkatkan kerjasama pasien dan keluarga dalam pembatasan cairan
d. Anjurkan pasien / ajari pasien untuk mencatat penggunaan cairan terutama pemasukan dan haluaran
R: Untuk mengetahui keseimbangan input dan output

3.Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anoreksia, mual, muntah
Tujuan: Mempertahankan masukan nutrisi yang adekuat dengan kriteria hasil: menunjukan BB stabil
Intervensi:
a. Awasi konsumsi makanan / cairan
R: Mengidentifikasi kekurangan nutrisi
b. Perhatikan adanya mual dan muntah
R: Gejala yang menyertai akumulasi toksin endogen yang dapat mengubah atau menurunkan pemasukan dan memerlukan intervensi
c. Beikan makanan sedikit tapi sering
R: Porsi lebih kecil dapat meningkatkan masukan makanan
d. Tingkatkan kunjungan oleh orang terdekat selama makan
R: Memberikan pengalihan dan meningkatkan aspek sosial
e. Berikan perawatan mulut sering
R: Menurunkan ketidaknyamanan stomatitis oral dan rasa tak disukai dalam mulut yang dapat mempengaruhi masukan makanan

4. Perubahan pola nafas berhubungan dengan hiperventilasi sekunder: kompensasi melalui alkalosis respiratorik
Tujuan: Pola nafas kembali normal / stabil
Intervensi:
a. Auskultasi bunyi nafas, catat adanya crakles
R: Menyatakan adanya pengumpulan sekret
b. Ajarkan pasien batuk efektif dan nafas dalam
R: Membersihkan jalan nafas dan memudahkan aliran O2
c. Atur posisi senyaman mungkin
R: Mencegah terjadinya sesak nafas
d. Batasi untuk beraktivitas
R: Mengurangi beban kerja dan mencegah terjadinya sesak atau hipoksia

5. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pruritis
Tujuan: Integritas kulit dapat terjaga dengan kriteria hasil :
- Mempertahankan kulit utuh
- Menunjukan perilaku / teknik untuk mencegah kerusakan kulit
Intervensi:
a. Inspeksi kulit terhadap perubahan warna, turgor, vaskuler, perhatikan kadanya kemerahan
R: Menandakan area sirkulasi buruk atau kerusakan yang dapat menimbulkan pembentukan dekubitus / infeksi.
b. Pantau masukan cairan dan hidrasi kulit dan membran mukosa
R: Mendeteksi adanya dehidrasi atau hidrasi berlebihan yang mempengaruhi sirkulasi dan integritas jaringan
c. Inspeksi area tergantung terhadap udem
R: Jaringan udem lebih cenderung rusak / robek
d. Ubah posisi sesering mungkin
R: Menurunkan tekanan pada udem , jaringan dengan perfusi buruk untuk menurunkan iskemia
e. Berikan perawatan kulit
R: Mengurangi pengeringan , robekan kulit
f. Pertahankan linen kering
R: Menurunkan iritasi dermal dan risiko kerusakan kulit
g. Anjurkan pasien menggunakan kompres lembab dan dingin untuk memberikan tekanan pada area pruritis
R: Menghilangkan ketidaknyamanan dan menurunkan risiko cedera
h. Anjurkan memakai pakaian katun longgar
R: Mencegah iritasi dermal langsung dan meningkatkan evaporasi lembab pada kulit

6. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan oksigenasi jaringan yang tidak adekuat, keletihan
Tujuan: Pasien dapat meningkatkan aktivitas yang dapat ditoleransi
Intervensi:
a. Pantau pasien untuk melakukan aktivitas
b. Kaji fektor yang menyebabkan keletihan
c. Anjurkan aktivitas alternatif sambil istirahat
d. Pertahankan status nutrisi yang adekuat


DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall. (2000). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta : EGC
Doenges E, Marilynn, dkk. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk Perancanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Edisi 3. Jakarta : EGC
Long, B C. (1996). Perawatan Medikal Bedah (Suatu Pendekatan Proses Keperawatan) Jilid 3. Bandung : Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan
Price, Sylvia A dan Lorraine M Wilson. (1995). Patofisiologi Konsep Kllinis Proses-proses Penyakit. Edisi 4. Jakarta : EGC
Smeltzer, Suzanne C dan Brenda G Bare. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Edisi 8. Jakarta :EGC

Suyono, Slamet. (2001). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 3. Jilid I II. Jakarta.: Balai Penerbit FKUI







(http://teguhsubianto.blogspot.com)

Makanan Anti- Stroke

REPUBLIKA.CO.ID,  Orang yang mengkonsumsi banyak makanan kaya akan magnesium seperti sayuran berdaun hijau, kacang, dan buncis memiliki risiko lebih rendah untuk terserang stroke, demikian hasil satu studi internasional atas sebanyak 250 ribu orang.
Meskipun demikian, para penulis studi itu, yang disiarkan di American Journal of Clinical Nutrition, tak sampai menyarankan orang agar setiap hari mengkonsumsi asupan magnesium sebab analisis mereka dipusatkan pada magnesium pada makanan. Mereka juga menduga ada aspek lain makanan yang mempengaruhi temuan mereka.
"Konsumsi makanan yang kaya akan magnesium berbanding terbalik dengan kaitan risiko stroke, terutama stroke iskemik," tulis pemimpin penulis studi tersebut Susanna Larsson, profesor di Karolinska Institute di Stockholm, Swedia. Stroke iskemik adalah jenis stroke paling umum yang disebabkan oleh gangguan aliran darah ke otak, seperti akibat penyumbatan pada pembuluh darah.
Hasil itu menyarankan orang mengonsumsi makanan sehat yang mengandung "magnesium seperti sayuran berdaun hijau, kacang, buncis dan padi-padian", ia menambahkan.
Larsson dan rekannya melakukan penelitian melalui penelusuran bank data selama 45 tahun belakangan guna menemukan studi yang melacak berapa jumlah magnesium yang dikonsumsi orang dan berapa banyak di antara mereka yang menderita stroke selama masa itu.
Dalam tujuh studi yang disiarkan selama 14 tahun belakangan, perkembangan sebanyak 250.000 orang di Amerika Serikat, Eropa dan Asia diikuti selama rata-rata 11,5 tahun. Sebanyak 6,500 di antara mereka, atau tiga persen, terserang stroke saat mereka mengikuti penelitian, demikian laporan Reuters.
Untuk setiap tambahan 100 miligram magnesium yang dikonsumsi seseorang setiap hari, risiko mereka terserang stroke iskemik --jenis yang paling umum, yang terutama disebabkan oleh pembekuan darah-- turun sebesar sembilan persen.

BACA JUGA:

Detak jantung tak teratur, salah satu gejala stroke
Ingin jauh dari stroke? Makan cokelat secara teratur
Penderita diabetes berisiko stroke 2 kali lebih besar
Stroke mulai banyak menyerang anak muda
Satu buah apel sehari hindarkan diri dari stroke

Reference : republika.co. id dalam www.yahoo.com

Sabtu, 14 Januari 2012

Asuhan Keperawatan Leukemia Pada Anak

LEUKEMIA
1. Definisi
Leukemia adalah poliferasi sel lekosit yang abnormal, ganas, sering disertai bentuk leukosit yang lain dari pada normal, jumlahnya berlebihan dan dapat menyebabkan anemia, trombisitopeni dan diakhiri dengan kematian.
Leukemia adalah penyakit neoplasmik yang ditandai oleh poliferasi abnormal dari sel-sel hematopoietik. (Virchow, 1847)
2. Etiologi
Walaupun sebagian besar penderita leukemia faktor-faktor penyebabnya tidak dapat diidentifikasi, tetapi ada beberapa faktor yang terbukti dapat menyebabkan leukemia. Faktor-faktor tersebut antara lain adalah:
a. Faktor genetik
Insiden leukemia akut pada anak-anak penderita sindrom Down adalah 20 kali lipat lebih banyak dari pada normal. Dari data ini, ditambah kenyataan bahwa saudara kandung penderita leukemia mempuyai resiko lebih tinggi untuk menderita sindrom Down, dapat diambil kesimpulan pula bahwa kelainan pada kromosom 21 dapat menyebabkan leukemia akut. Dugaan ini diperkuat lagi oleh data bahwa penderita leukemia garanulositik kronik dengan kromosom Philadelphia translokasi kromosom 21, biasanya meninggal setelah memasuki fase leukemia akut.
b. Faktor lingkungan
Faktor-faktor lingkungan berupa kontak dengan radiasi ionisasi desertai manifestasi leukemia yang timbul bertahun-tahun kemudian. Zat-zat kimia (misalnya, benzen, arsen, klorampenikol, fenilbutazon, dan agen antineoplastik) dikaitkan dengan frekuensi yang meningkat, khususnya agen-agen akil. Leukemia juga meningkat pada penderita yang diobati baik dengan radiasi atau kemoterapi.
c. Virus
Ada beberapa hasil penelitian yang menyebutkan bahwa virus sebagai penyebab leukemia antaralain: enzyme reverse transcriptase ditenukan dalam darah penderita leukemia. Seperti diketahui, ensim ini ditemukan didalam virus onkogenik seperti retrovirus tipe – C, yaitu jenis virus RNA yang menyebabkan leukemia pada binatang.
3. Tanda dan Gejala
Manifestasi klinik berkaitan dengan berkurangnya atau tidak adanya sel hematopoietik.
a. Peningkatan produksi seri granulosit yang relatif matang.
b. Rasa leleh, penurunan berat badan, anemia, rasa penuh dan sakit di perut dan mudah berdarah
c. Pada pemeriksaan fisis hampir 90% ditemukan splenomegali.
d. Nyeri tekan pada tulang dada dan hematomegali.
e. Poliferasi limfoblas abnormal alam susum tulang dan tempat-tempat ekstramedular.
f. Pembesaran kelenjar getah bening, limpa, hati dan kelenjar mediastinum.
g. Infiltrasi alat tubuh lain (paru, pleura, tulang, kulit)
4. Klasifikasi dan patofisiologi
Klasifikasi leukemia terdiri dari akut dan kronik, Klasifikasi kronik didasarkan pada ditemukannya sel darah putih matang yang mencolok – granulosit (leukemia granulositik/mielositik) atau limfosit (leukememia limfositik).
Klasifikasi leukemia akut menurut the French-American-British (FAB) Sbb:
Leukemia limfoblastik akut :
L-1 Leukemia limfositik akut pada masa kanak-kanak : pospulasi sel homogen
L-1 Leukemia limfositik akut tampak pada orang dewasa : populasi sel heterogen
L-3 Limfoma Burkitt-tipe leukemia : sel-sel besar, populasi sel homogen
Leukemia mieloblastik akut :
M-1 Deferensiasi granulisitik tanpa pematangan
M-2 Deferensiasi granulositik disertai pematangan menjadi stadium promielositik
M-3 Deferensiasi granulositik disertai promielosit hipergranular yang dikaitkan dengan pembekuan intravaskular tersebar (Disseminated intavascular coagulation)
M-4 Leukemia mielomonositik akut : kedua garis sel granulosit dan monosit
M-5a Leukemia monositik akut : kurang berdeferensiasi
M-5b Leukemia monositik akut : berdeferensiasi baik
M-6 Eritroblas predominan disertai diseritropoesis berat
M-7 Leukemia megakariosit
Leukemia dibagi menurut jenisnya kedalam limfoid dan mieloid. Masing-masing ada yang akut dan kronik. Pada garis besarnya pembagian leukemia adalah sebagai berikut:
I. Leukemia mieloid
a. Leukemia granulositik kronik/LGK(leukemia mieloid/mielositik/ mielogenus kronik)
Adalah suatu penyakit mieloproliferatif karena sumsum tulang penderita ini menujukan gambaran hiperselular disertai adanya proliferasi pada semua garis diferensiasi sel, yang ditandai dengan produksi berlebihan seri granulosit yang relatif matang, jumlah garanulosit umumnya lebih dari 30.000/mm3 dan paling sering terlihat pada orang dewasa usia pertengahan tetapi juga dapat timbul pada setiap kelompok umur lainnya.
Tamda dan gejala berkaitan dengan keadaan hipermetabolik yaitu kelelahan, kehilangan berat badan, diaforesis meningkat dan tidak tahan panas, limpa membesar pada 90 % kasus yang mengakibatkan penuh pda abdomen dan mudah merasa kenyang. Angka harapan hidup mediannya sekitar 3 tahun, baik dengan pengobatan maupun tanpa pengobatan. Pengobatan dengan kemoterapi intermiten ditujukan pada penekanan hematopoesis yang berlebihan dan mengurangi ukuran limpa, berbagai penderita berkembang menjadi lebih progresif, fase resisten diseertai dengan pembentukan mieloblas yang berlebihan (tansformasi blas). Kematian terjadi dalam beberapa minggu atau beberapa bulan setelah transformasi blas, transplantasi sumsum tulang dari individu lain (allogenik) yang dilakukan pada fase kronik stabil penderita LGK memberikan suatu harapan kesembuhan , walaupun morbiditas dan mortalitas selama transplantasi tetap tinggi.
b. Leukemia mielositik akut atau leukemia granulositik akut/ LGA (leukemia mieloid/mielositik/granulositik/ mielogenus akut)
Merupakan neoplasma uniklonal yang berasal dari trasformasi suatu atau beberapa sel hematopoietik. Sifat sebenarnya dari lesi molekular yang bertanggung jawab atas sifat-sifat neoplasmik dari sel yang berubah bentuknya tidak jelas, tapi defek kritis adanya intrisik dan dapat diturunkan oleh keturunan sel tersebut (Clarkson, 1988). Tanda dan gekala leukemia akut berkaitan dengan netropenia dan trombositopenia, ini adalah infeksi berat yang rekuren disertai dengan timbulnya tukak pada membren mukosa, abses perirektal, pneumonia, septikemia disertai menggigil, demam, takikardia, dan takipnea. Trombositopenia mengakibatkan perdarahan yang dinyatakan dengan petekie dan ekimosis, epistaksis, hematoma pada membran mukosa, serta perdarahan saluran cerna dan sistem saluran kemih, tulang mungkin sakit dan lunak yang disebabkan oleh infark tulang atau infiltrat periosteal. Anemia bukan merupakan manifestasi awal disebabkan oleh karena umur eritrosit yang panjang (120 hari), jika terdapat anemia maka akan terdapat gejala kelelahan, pusing dan dispnea waktu kerja fisik serta pucat yang nyata.
Diagnosis LGA ditegakan dengan melalui hitung jenis darah tepi dan pemeriksaan sumsum tulang serta pemeriksaan kromosom. Hitung sel darah tepi dapat meninggi, normal atau menurun disertai mieloblas dalam sirkulasi. Sumsum tulang hiperseluler disertai adanya kelebihan (50%) mieloblas yang mengandung badan Auer. Perubahan metabolik juga terlihat disertai peningkatan asam urat yang disebabkan oleh tingginya pergantian sel darah putih
II. Leukemia limfoid
a. Leukemia limfositik kronik
Merupakan suatu gangguan limfoproliferatifyang ditemukan pada kelompok umur tua (sekitar 60 tahun) yang dimanifestasikan oleh poliferasi dan akmulasi limfosit matang kecil dalam sumsum tulang, darah perifer,dan tempat-tempat ekstramedular dengan kadar yang mencapai 100.000/mm3 atau lebih, limposit abnormal umumnya adalah limposit B.
b. Leukemia limfoblastik akut
Penyakit ini terdapat pada 20% orang dewasa yang menderita leukemia, keadaan ini merupakan kanker yang paling sering menyerang anak-anak dibawah umur 15 tahun denga puncak insidens antara umur 3 dan 4 tahun. Manifestasi berupa poliferasi limfoblas abnormal dalam sumsum tulamg dan tempat-tempat ekstramedular.
5. Pengobatan
a. Protokol pengobatan leukemia limfoblatik akut (LLA)
INDUKSI
Protokol Nasional Prancis LALA’ 87
Syarat : belum mendapatkan pengobatan sebelumnya, usia 60 tahun
Prednison : 60 mg/m²/oral (hari 1 s/d 22, tapp.of 22 s/d 28)
Vinkristin : 1,5 mg/ m²/IV, ( hari 1,8,15,22), dosis total tidak boleh lebih dari 2,5 mg/1x.
Cyclophosphanamide : 600 mg/ m²/IV, (hr 1,8)
Daunorubicin : 50 mg/ m²/IV, (hr 1,2,3)
Profilaksis CNS : Methotrexante: 12 mg/total/intratekal, (hr 1 atau 3,8,15,22,125,150)
b. Protokol pengobatan leukemia mieloblastik akut (LMA)
1) CHA (tidak termasuk Lam tipe M-3,FAB/progranulostik akut)
INDUKSI :
CCNU : 70 mg/ m²/oral, (hr 1)
Adriamycin : 35 mg/ m²/IV (hr 1,2,3 = 3 hari)
ARA-C : 100 mg/ m²/IV-continous, (hr 1s/d 10 = 10 hari)
2) LAM-VIII
INDUKSI : = LAM IV modified
3) LAM-IV modified
INDUKSI :
Daunorubicin : 45 mg/ m²/IV, (hr 1,2,3)
Cystosine arabinoside : 200 mg/ m²/IV-continous drip, (hr 1s/d 7)
MAINTENANCE :
kapsul
c. Protokol pengobatan leukemia granulosit kronik (LGK)
1) INDUKSI : bila leukosit 50.000/ml → myleran 6 mg/hr s/d leukosit 5 – 15.000 mg, kemudian istirahat 3 minggu, selanjutnya teruskan dengan “maintenance”
2) Maintenance : Myleran
15.000 :
15-25.000 : 2 mg/hari (7 hari)
25-35.000 : 4 mg/hari (7 hari)
35.000 : 6 mg/hari (7 hari)
3) Pengobatan dengan Hydroxpurea (HYDREA) 500 mg (menurut AZL)
Dosis : 15-25 mg/kg BB dalam 2 jam dosis peroral
4) Pengobatan dengan Hydroxpurea (HYDREA) menurut “anjuran pembuat obat”
BB (kg)
Terapi INTERMITEN
(80 mg/kg BB, setiap 3 hari
sebagai dosis tunggal)
Terapi CONTINUOUS
(20-30 mg/kg BB, setiap hari dosis tunggal)
10
1 ½ kapsul
½ kapsul
15
2 kapsul
1 kapsul
10
3 kapsul
1 kapsul
10
5 kapsul
2 kapsul
10
6 kapsul
2 kapsul
10
8 kapsul
3 kapsul
10
10 kapsul
3 kapsul
10
11 kapsul
4 kapsul
10
13 kapsul
4 kapsul
10
14 kapsul
5 kapsul
100
16 kapsul
6 kapsul
Efek samping :
Ø supresi sumsum tulang : leukopenia, terombositopenia, anemia.
Ø Anoreksia, nausea, vomiting, nyeri kepala, pusing, stomatitis,alopesia, skin rash, melena, nyeri perut, diorientasi, edema paru.
6. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul :
a. PK : Depresi sumsum tulang
b. PK : Leukositosis
c. PK : Keterlibatan SP
d. Risiko Infeksi b.d tidak adekuatnya pertahanan sekunder
e. Risiko terhadap cedera b.d bentuk darah abnormal, kecenderungan perdarahan sekunder terhadap leukemia dan efek samping kemoterapi
f. Ketidakberdayaan b.d ketidakmampuan untuk mengontrol situasi, ketidakberdayaan gaya hidup

Makanan Membuat MOod Lebih Baik

​Ghiboo.com - Berbagai masalah yang dihadapi, tentu saja berdampak pada suasana hati yang menjadi berantakan. Mood yang buruk akan mempengaruhi aktivitas Anda seharian.

Lantas, apa yang Anda lakukan saat mengalami mood yang kacau? Kebanyakan pasti menjawab makan. Ya, Anda bisa memperbaikinya melalui makanan yang sehat. Selain bisa memuaskan rasa lapar, makanan juga bisa membantu memperbaiki mood yang tiba-tiba anjlok.

Namun, perlu diingat tak semua makanan dapat membuat mood kita lebih baik. Mengasup makanan yang salah justru bisa membuat Anda tidak bersemangat dan mudah tersinggung.

Biar Anda tak salah pilih, cobalah 5 makanan ini untuk menaikkan mood Anda kembali, seperti yang dilansir melalui Medicmagic, Kamis (5/1).

Minyak Ikan
Asam lemak omega-3 yang ditemukan dalam minyak ikan terkenal bagus bagi kesehatan jantung. Tak hanya itu, minyak ikan juga baik bagi kesehatan otak dan mood Anda. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti University of Pittsburgh School of Medicine menemukan bahwa partisipan yang memiliki level asam lemak omega-3 yang rendah dalam darah lebih cenderung mudah stres dan memiliki pandangan negatif.

Cokelat
Banyak orang yang mencoba mengatasi bad mood dengan makan cokelat. Penelitian menunjukkan bahwa cokelat mengandung banyak bahan kimia yang dapat mengatasi perasaan sedih, termasuk magnesium yang membuat rileks, anandamide yang menenangkan, dan phenylethylamine yang membantu Anda merasa lebih baik.

Untuk mendapatkan manfaat yang maksimal, cobalah makan coklat yang dicelupkan dengan selai strawberi. Hal ini dikarenakan strawberi tak hanya merupakan sumber vitamin C, namun juga mengandung flavonoid yang baik untuk meningkatkan mood.

Marmite
Jika Anda merasa cemas, stres, atau depresi, mengkonsumsi vitamin B bisa membantu untuk mengobati perasaan Anda. Vitamin B mempunyai peran penting untuk fungsi otak normal dan memproduksi serotonin yang meningkatkan mood. Secara khusus adalah vitamin B12 dan B6 yang bermanfaat untuk mengatur mood. Cobalah mengkonsumsi marmite yang kaya vitamin B dan cocok untuk para vegan maupun vegetarian.

Pisang
Buah pisang adalah sumber makanan yang kaya gula alami dan bisa meningkatkan energi. Pisang merupakan sumber yang bagus untuk tryptophan, asam amino esensial yang bisa meningkatkan level serotonin, yang membantu mengatur mood Anda. Pisang juga kaya magnesium yang membantu Anda untuk rileks dan vitamin B6 yang membantu untuk mengatasi depresi.

Kacang-kacangan
Walnut atau kacang-kacangan adalah makanan yang bagus untuk meningkatkan mood karena merupakan kombinasi dari asam lemak omega-3, vitamin B, dan tryptophan. Kacang ini bagus sebagai sumber asam folat (vitamin B9) yang dapat mengurangi depresi.

75% Pengguna BB Ingin Mengganti dengan Android atau Iphone

Ghiboo.com - Ketika, para vendor lain sedang memamerkan teknologinya di ajang CES 2012, gaung handset dari RIM, BlackBerry, tak pernah terdengar lagi. Entah kebingungan atau tidak siap, tapi BlackBerry sepertinya sudah siap ditinggalkan penggunananya.

Menurut data dari Drippler, hanya 25 persen dari pemilik BlackBerry yang ingin mengganti BlackBerry lama mereka dengan BlackBerry baru. 75 persen lainnya ingin keluar dari ekosistem yang dibangun RIM dan coba tebak, perangkat apa yang diinginkan oleh 75% sisanya? Yup, Android atau iPhone menjadi pilihan mereka.

Drippler mengatakan (12/1), dengan lebih dari satu juta pengguna dan 60.000 Android aplikasi yang bisa diunduh, tentunya hal itu merupakan suatu yang logis, dimana BlackBerry mulai ditinggalkan dan mungkin beralih ke Android. Sebenarnya RIM bisa membalikkan keadaan ketika diumumkannya BlackBerry OS 7.1 dan OS 2.0 untuk BlackBerry PlayBook dan memulai debutnya di CES 2012. Meski masih terbatas, tentunya RIM diharapkan untuk mengungkap update baru yang lebih menjanjikan di ajang di Mobile World Congress (MWC).

BlackBerry memang membutuhkan kembali 'nyawanya' setelah semakin tertinggal dalam persaingan smartphone melawan Android, iOS, dan bahkan Windows Phone.

Rabu, 11 Januari 2012

Menangis u' Kesehatan

Metro TV news.com Setiap orang memiliki pengalaman menagis dalam hidup mereka. Mulai dari hari pertama mereka lahir, mereka sudah memiliki pengalaman pertama mengeluarkan air mata.

Menangis biasanya terjadi ketika seseorang merasa terluka baik secara fisik ataupun mental, atau ketika seseorang merasa sangat senang. Singkatnya, menagis merupakan sebuah cara untuk mengungkapkan sebuah emosi.

Secara umum, orang akan sepakat bahwa wanita menangis lebih banyak ketimbang pria. Masyarakat telah membentuk opini bahwa wanita lebih emosional dan dekat dengan suatu hal yang membuat lebih mudah bagi wanita untuk mengeluarkan air mata dan mulai menangis.

Ada banyak fakta unik dan menarik mengenai menangis yang anda belum ketahui. Menurut laman Fit Sugar, setidaknya ada delapan fakta mengenai menangis yang menyimpulkan beragam penelitian mengenai menangis.

1. Sebanyak 85 persen wanita dan 73 persen pria mengaku bahwa perasaan marah dan sedih itu akan berkurang setelah menagis. Seperti diketahui, air mata tak hanya diproduksi oleh perasaan emosional saja. Air mata juga berfungsi untuk membersihkan dan melumasi mata, sehingga penyebab lain seperti iritasi dari mata dan menguap akan memicu meningkatnya produksi air mata. Tetapi meskipun keduanya memproduksi air mata, air mata emosional dan air mata disebabkan oleh iritasi sebenarnya memiliki komposisi kimia yang berbeda.

2. Jika wanita dianggap mudah menangis, mungkin hal itu benar. Rata-rata, wanita menangis sebanyak 47 kali setahun sementara pria hanya tujuh kali setahun. Tetapi hal ini tidak hanya dikarenakan wanita dianggap lemah secara emosional ketimbang pria, tetapi untuk fakta medis diketahui bahwa saluran air mata pada pria memiliki ukuran yang lebih kecil dibandingkan dengan yand ada pada wanita. Sementara pada bayi, durasi normal dari tangisan mereka adalah antara satu hingga tiga jam sehari.

3. Tentunya kita tak bisa memprediksi kapan kita akan menagis karena kita tentunya tak dapat memprediksi emosi kita. Tetapi menurut penelitian, sebenarnya ada jeda waktu ketika orang sering menagis. hal itu diketahui bahwa waktu ketika orang paling banyak menagis adalah antara pukul 7 malam hingga 10 malam.

4. Tak hanya pada saat ketika kebanyakan orang menangis yang diketahui saja, tetapi juga durasinya. meskipun perasaan itu akan berakhir setelahnya, kebanyakan orang akan menghabiskan rata-rata enam menit setiap kali mereka menagis.

5. Jika anda merasa menahan dan malu untuk mengeluarkan air mata, tampaknya harus anda pikirkan lagi, menurut para pakar, menangis tak hanya merupakan respon tubuh terhadap kesedihan dan rasa frustasi, tetapi juga menyehatkan.

6. Mungkin anda tahu bahwa menangis merupakan cara untuk melepaskan stres emosional. hal ini tentu saja sangat baik bagi kesehatan, karena stress dapat memberikan dampak negatif terhadap satu kesehatan, Dari hasil penelitian, diketahui bahwa air mata mengandung hormon prolaktin yang efektif untuk memerangi stress.

7. Jadi mengapa sering stres dikatakan memiliki dampak buruk bagi kesehatan seseorang. Diketahui bahwa stres mampu meningkatkan resiko dari serangan jantung dan kerusakan otak. begitu juga menangis yang bisa menyehatkan, dimana tangisan itu bisa memulihkan sebuah stres.

8. Kemampuannya untuk memulihkan stres tak hanya merupakan manfaat kesehatan dari menangis. Para pakar mengatakan bahwa menagis dapat menurunkan tekanan darah dan detak jantung dan menciptakan reaksi yang baik untuk perawatan.

Dari penjelasan diatas, Anda dapat melihat bahwa sebenarnya menagis itu memiliki banyak manfaat. jadi, lain waktu anda merasa mau menagis, jangan ragu atau merasa malu untuk mengungkapkan perasaan anda, siapapun anda wanita atau pria, karena anda akan memperoleh banyak manfaat seterutama untuk kesehatan anda. (Ant/ICH)

Selasa, 10 Januari 2012

Kebutuhan Dasar Manusia



 KDM
Kebutuhan dasar manusia adalah hal-hal seperti makanan, air, keamanan dan cinta yang merupakan hal yang penting untuk bertahan hidup dan kesehatan. Hierarki kebutuhan manusia menurut Maslow adalah sebuah teori yang dapat digunakan perawat untuk memahami hubungan antara kebutuhan dasar manusia pada saat  memberikan perawatan. Hierarki kebutuhan manusia mengatur kebutuhan dasar dalam lima tingkatan prioritas. Tingkatan yang paling dasar, atau yang pertama meliputi kebutuhan fisiologis seperti: udara, air dan makanan. Tingkatan yang kedua meliputi kebutuhan keselamatan dan keamanan, yang melibatkan keamanan fisik dan psikologis. Tingkatan yang ketiga mencakup kebutuhan cinta dan rasa memiliki, termasuk persahabatan, hubungan sosial dan cinta seksual. Tingkatan yang keempat meliputi kebutuhan rasa berharga dan harga diri, yang melibatkan percaya diri, merasa berguna, penerimaan dan kepuasan diri. Tingkatan yang terakhir adalah kebutuhan aktualisasi diri.
            Menurut teori Maslow seseorang yang seluruh kebutuhannya terpenuhi merupakan orang  yang sehat, dan sesorang dengan satu atau lebih kebutuhan yang tidak terpenuhi merupakan orang yang berisiko untuk sakit atau mungkin tidak sehat pada satu atau lebih dimensi manusia.



2.2       Hal-hal yang Mendasari Pemahaman KDM
            Teori Maslow memandang bahwa manusia sebagai bagian integral yang berintegrasi satu sama lainnya dalam motivasinya memenuhi kebutuhan dasar (fisiologis, keamanan, kasih sayang, harga diri dan aktualisasi diri). Setiap kebutuhan manusia merupakan suatu tegangan integral sebagai akibat dari perubahan dari setiap komponen system. Tekanan tersebut dimanifestasikan dalam perilakunya untuk memenuhi kebutuhan atau tujuan sampai terpenuhinya tingkat kepuasan klien.
            Dasar kebutuhan manusia adalah terpenuhinya tingkat kepuasan agar manusia bias mempertahankan hidupnya. Peran perawat yang utama adalah memenuhi kebutuhan dasar manusia dan tercapainya suatu kepuasan bagi diri sendiri serta kliennya, meskipun dalam kenyataannya dapat memenuhi salah satu dari kebutuhan membawa dampak terhadap perubahan system dalam individu (biologis, intelektual, emosional, social, spiritual, ekonomi, lingkungan, patologi dan psikopatologi).
             Teori ini menggambarkan suatu bagian di mana penerapan proses keperawatan selalu difokuskan pada kebutuhan individu yang unik dan sebagai suatu bagian integral dari keluarga dan masyarakat. Keseimbangan antar kebutuhan tersebut menjadi tanggungjawab dari setiap orang. Misalnya tanggungjawab orangtua terhadap anaknya, demikian juga tanggung jawab perawat untuk membantu memenuhi kebutuhan dasar klien. Peran tersebut dapat dilaksanakan secara optimal melalui pendekatan proses keperawatan. 
           
2.3       Model-model KDM
Kebutuhan dasar manusia menurut Maslow adalah terdiri dari lima tingkatan yaitu:
1.      Kebutuhan fisiologis
seorang individu yang memiliki beberapa kebutuhan yang tidak terpenuhi secara umum lebih dulu mencari pemenuhan kebutuhan fisiologis. Kebutuhan fisiologis terdiri dari:
a.       Kebutuhan oksigenasi
Kebutuhan oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh, mempertahankan hidup dan aktivitas berbagai organ atau sel. jaringan yang melakukan metabolisme aerob, proses membentuk energi dengan adanya oksigen, bergantung secara total pada oksigen untuk bertahan hidup.
Sistem tubuh yang berperan dalam kebutuhan oksigenasi terdiri atas :
·         saluran pernapasan bagian atas, berfungsi menyaring, menghangatkan dan melembabkan udara yang terhirup. Saluran pernapasan ini terdiri atas: hidung, faring, laring ( tenggorokan) dan epiglotis.
·         Saluran pernapasan bagian bawah, berfungsi mengalirkan udara dan memproduksi surfaktan. Saluran ini terdiri atas trakea, bronkus dan bronkiolus.
·         Paru sebagai  alat pernapasan utama terdiri atas dua bagian, yaitu: paru kanan dan paru kiri. Paru memiliki jaringan yang bersifat elastic, berpori serta berfungsi sebagai tempat pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida.
Proses oksigenasi terdiri atas tiga tahap yaitu:
·            Ventilasi merupakan proses keluar dan masuknya oksigen dari atmosfer ke dalam atau dari alveolus ke atmosfer.
·            Difusi gas merupakan pertukaran antara oksigen dialveoli dengan kapiler paru dan CO2 di kapiler dengan alveolus.
·            Transportasi gas merupakan proses pendistribusian kapiler kejaringan tubuh dan CO2 jaringan tubuh ke kapiler
Faktor-faktor yang mempengaruhi oksigenasi yaitu: saraf otonomik, hormon dan obat, alergi pada saluran nafas, perkembangan, lingkungan dan perilaku.
b.      Kebutuhan cairan
Kebutuhan cairan merupakan bagian dari kebutuhan dasar manusia secara fisiologis, yang memiliki proporsi besar dalam bagian tubuh, hamper 90% dari total berat badan tubuh. Persentase cairan tubuh bervariasi bergantung pada faktor usia, lemak dalam tubuh dan jenis kelamin. Tubuh manusia membutuhan keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran cairan. Cairan dimasukan melalui mulut atau secara parenteral dan cairan meninggalkan tubuh dari saluran pencernaan, paru-paru, kulit, dan ginjal. Asupan cairan untuk kondisi normal kepada orang dewasa adalah 2500cc per hari. Asupan cairan dapat langsung berupa cairan atau ditambah dari maknan lain. Pengeluaran cairan sebagai bagian dalam mengimbangi asupan cairan pada orang dewasa, dalam kondisi normal adalah 2300cc. jumlah air yang paling banyak keluar berasal dari ekskresi ginjal ( berupa urine) sebanyak 1500cc per hari pada orang dewasa, melalui kulit berupoa keringat dan saluran pencernaan (berupa feses). Faktor-faktor yang mempengeruhi kebutuhan cairan dan elektrolit antara lain:
1.      Usia, pebedaan usia menentukan luas permukaan tubuh serta aktivitas organ sehingga dapat mempengaruhi jumlah kebutuhan cairan dan elektrolit.
2.      Temperatur, temperatur yang tinggi menyebabkan proses pengeluaran cairan melalui keringat cukup banyak, sehingga tubuh akan banyak kehilangan cairan.
3.      Diet, apabila kekurangan nutrien, tubuh akan memecah cadangan makanan yang tersimpan didalamnya sehingga dalam tubuh terjadi pergerakan cairan dari interstitial ke interseluler, yang dapat berpengaruh pada jumlah pemenuhan kebutuhan cairan.
4.      Stress, dapat memengaruhi pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit melalui proses peningkatan produksi ADH.
5.      Sakit, pada keadaan sakit banyak sel-sel yang rusak, sehingga untuk memperbaiki sel yang rusak tersebut dibutuhkan adanya proses pemenuhan kebutuhan cairan yang cukup.

c.       Kebutuhan nutrisi
Nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh tubuh yang bertujuan menghasilkan menghasilkan energi dan digunakan dalam aktivitas tubuh. Sistem yang berperan dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi adalah sistem pencernaan yang terdiri atas saluran pencernaan yang dimulai dari mulut sampai usus halus bagian distal, dan organ asesoris terdiri atas hati , kantung empedu dan pankreas.

d.      Kebutuhan eliminasi
Kebutuhan eliminasi terdiri atas dua, yaitu eliminasi urin (buang air kecil) eliminasi alvi (buang bair besaar), yang merupakan dari kerbutuhan fisiologi dan bertujuan untuk mengeluarkan bahan sisa. Eliminasi materi sampah merupakan salah satu dari proses metabolik tubuh. Produk sampah dikeluarkan melalui paru-paru, kulit, ginjal dan pencernaan. Paru-paru secara primer mengeluarkan karbon dioksida, kulit mengeluarkan keringat dan natriun yang dikenal sebagai keringat. Ginjal merupakan bagian tubuh primer yang utama untuk mengekskresikan kelebihan cairan tubuh,elektrolit, ion-ion hidrogen dan asam. Usus mengeluarkan produk produk sampah yang padat dan beberapa cairan dari tubuh. Faktor-faktor yang memengaruhi eliminasi urine , yaitu: diet dan asupan, respons keinginan, gaya hidup, stress psikologis, tingkat aktivitas, tingkat perkembangan , kondisi penyakit, sosiokultural, kebiasaan seseorang, tonus otot , pembedahan, pengobatan, dan pemeriksaan diagnostic. Sedangkan faktor yang memengaruhi proses defekasi, yaitu: usia, diet, asupan  cairan, aktivitas, pengobatan, gaya hidup, penyakit, nyeri, kerusakan sensoris dan motoris.

e.       Kebutuhan istirahat dan tidur.
Istirahat merupakan keadaan relaks tanpa adanya tekanan emosional , bukan hanya dalam keadaan tidak beraktivitas tetapi juga kondisi yang membutuhkan ketenangan. Menurut Narrow (1967) mengemukakan enam karakteristik yang berhubungan dengan istirahat, diantaranya:
1.      Merasa bahwa segala sesuatu dapat diatasi .
2.      Merasa diterima.
3.      Mengetahui apa yang sedang terjadi.
4.      Bebas dari gangguan ketidaknyamanan.
5.      Mempunyai sejumlah kepuasan terhadap aktivitas yang mempunyai tujuan.
6.      Mengetahui adanya bantuan sewaktu memerlukan.
Tidur merupakan kondisi tidak sadar dimana individu dapat dibangunkan oleh stimulus atau sensoris yang sesuai atau sebagai keadaan tidak sadarkan diri yang relativ. Jenis-jenis tidur, yaitu:
1.      Jenis tidur yang disebabkan oleh menurunnya kegiatan dalam sistem pengaktivasi retikularis, disebut dengan tidur gelombang lambat (slow wave sleep ) atau tidur non rapid eye movement (NREM). Ciri-cirinya: betul-betul istirahat penuh, tekanan darah menurun, frekuensi nafas menurun, pergerakan bola mata melambat, mimpi be         rkurang dan metabolisme turun.
2.      Jenis tidur yang disebabkan oleh penyaluran abnormal dari isyarat-isyarat dalam otak meskipun kegiatan otak mungkin tidak tertekan secara berarti, disebut dengan tidur paradox atau tidur eye movement (REM). Cirri-ciri tidur paradox yaitu:
·         Biasanya disertai dengan mimpi aktif.
·         Lebih sulit dibangunkan .
·         Tonus otot selama tidur nyenyak sangat tertekan, menunjukan inhibisi kuat proyeksi spinal atas system pengaktivasi retikularis.
·         Frekuensi jantung dan pernafasan menjadi tidak teratur.
·         Pada otot perifer terjadi beberapa gerakan otot yang tidak teratur.
·         Mata cepat tertutup dan terbuka, nadi cepat dan irregular, tekanan darah meningkat atau berfluktuasi, sekresi gaster meningkat , dan metabolism meningkat.
·         Tidur ini penting untuk keseimbangan mental, emosi, juga berperan dalam belajar, memori dan adaptasi.

f.       Kebutuhan temperature.
Tubuh dapat berfungsi secara normal hanya dalam rentang temperature yang sempit, 37°C. temperature tubuh diluar rentang ini dapat menimbulkan kerusakan, efek yang permanen seperti kerusakan otak, atau kematian.

g.      Kebutuhan tempat tinggal.
Walaupun kebanyakan orang mempunyai beberapa jenis tempat tinggal, terkadang tempat tinggal tersebut dibawah standar dan tidak memberikan perlindungan yang penuh. Lingkungan yang kotor bisa menarik perhatian serangga dan binatang seperti tikus, yang dapat meningkatkan resiko terjadinya penyakit. Sebuah rumah dengan kondisi penerangan yang buruk atau kacau, akan terjadi peningkatan resiko terjadi kerusakan yang tidak sengaja. Selain itu, kondisi yang sangat berantakan dan kurang bersih merupakan faktor predisposisi untuk penyakit menular.
h.      Kebutuhan seks.
Seks dianggap oleh Maslow sebagai kebutuhan dasar fisiologis secara umum mengambil prioritas diatas tingkat kebutuhan yang lebih tinggi. Kebutuhan seksual dan perilaku bagaimana untuk memenuhinya dipengaruhi oleh umur, latar belakang sosial budaya, etika, nilai, harga diri, dan tingkat kesejahteraan.

2.      Kebutuhan keselamatan dan rasa aman.
a.    Keselamatan fisik.
Mempertahankan keselamatan fisik melibatkan keadaan mengurangi atau mengeluarkan ancaman pada tubuh atau kehidupan. Ancaman tersebut mungkin penyakit, kecelakaan, bahaya, atau pemajanan pada lingkungan. Memenuhi kebutuhan keselamatan fisik kadang mengambil prioritas lebih dahulu diatas pemenuhan kebutuhan fisiologis.

b.Keselamatan fisiologis.
Setiap orang merasakan beberapa ancaman keselamatan psikologis pada pengalaman yang baru dan yang tidak dikenal. Dalam beberapa kasus , orang secara umum tidak secara langsung menyatakan bahwa pembicaraan mereka  bisa secara tidak langsung memperlihatkan perasaan mereka.

3.      Kebutuhan cinta dan rasa memiliki.
Manusia secara umum membutuhkan perasaan bahwa mereka dicintai oleh keluarga mereka dan bahwa mereka diterima oleh teman sebaya dan oleh masyarakat. Kebutuhan ini secara umum meningkat setelah kebutuhan fisiologis dan keselamatan terpenuhi karena hanya pada saat individu merasa selamat dan aman, mereka mempunyai waktu dan energi untuk mencari cinta dan rasa memiliki dan  untuk membagi cinta tersebut kepada orang lain.

4.      Kebutuhan penghargaan dan harga diri.
Manusia memerlukan perasaan stabil terhadap harga diri, maupun perasaan bahwa mereka dihargai oleh orang lain. Kebutuhan harga diri berhubungan dengan keinginan terhadap kekuatan, pencapaian , rasa cukup, kompetensi, rasa percaya diri dan kemerdekaan. Manusia juga membutuhkan penghargaan atau apresiasi dari orang lain. Pada saat kedua kebutuhan ini terpenuhi, seseorang merasa percaya diri dan berguna.

5.      Kebutuhan aktualisasi diri.
Aktualisasi diri merupakan tingkat kebutuhan yang paling tinggi dalam hierarki kebutuhan manusia menurut Maslow. Manusia yang teraktualisasi dirinya memiliki kepribadian multi dimensi yang matang. Mereka mampu untuk mengasumsi dan menyelesaikan tugas yang banyak, mereka tidak bergantung secara penuh pada opini orang lain mengenai penampilan, kualitas kerja atau metode penyelesaian masalah. Walaupun mereka mungkin mengalami kegagalan dan keraguan, mereka secara umum menghadapinya secara realistis.



2.4              Karakteristik
Karakteristik seseorang yang kebutuhan dasarnya terpenuhi:
Kebutuhan fisiologis
Kebutuhan fisiologis memiliki prioritas hierarki Maslow. Ketika seseorang memiliki beberapa kebutuhan yang tak terpenuhi secara umum akan mencari kebutuhan fisiologis terlebih dahulu.
Disini individu akan lebih memprioritaskan kebutuhan fisiologis, yang merupakan kebutuhan yang penting untuk bertahan hidup. Dan ketika kbutuhan tersebut terpenuhi maka individu akan berusaha mencari kebutuhan dasar lainya yang ada dibawah kebutuhan fisiologis.
Besarnya kebutuhan dasar yang terpenuhi menentukan tingkat kesehatan dan posisi pada rentang sehat sakit.


Kebutuhan keselamatan dan rasa aman
Prioritas berikutnya setelah kebutuhan fisiologis klien adalah kebutuhan keselamatan dan keamanan fisik serta psikologis. Memenuhi kebutuhan keselamatan fisik kadang-kadang mengambil prioritas terlebih dahulu diatas pemenuhan kebutuhan fisiologis. Misalnya: seorang perawat mungkin perlu melindungi klien disorientasi dari kemungkinan jatuh dari tempat tidur sebelum memberikan perawatan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi. Mereka yang telah memenuhi kebutuhan dasar keselamatan dan rasa aman akan memiliki kualitas hidup yang lebih baik dikarenakan keselamatan psikologis mereka terjamin.

Kebutuhan Cinta dan Rasa Memiliki
Prioritas selanjutnya setelah Keselamatan dan rasa nyaman ialah kebutuhan Cinta dan rasa memiliki, manusia secara umum membutuhkan perasaan bahwa mereka dicintai oleh keluarga mereka bahwa mereka diterima oleh teman sebaya dan masyarakat. Kebutuhan ini secara umum meningkat setelah kebutuhan fisiologis dan keselamatan terpenuhi, karena hanya pada saat individu merasa selamat dan aman mereka mampu mempunyai waktu dan energi mencari cinta rasa memiliki, untuk membagi cinta tersebut kepada orang lain, bahkan seseorang secara umum mampu memenuhi kebutuhan cinta dan rasa memiliki sering tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan mereka tersebut pada saat sakit dan terluka.
Ketika individu telah memenuhi kebutuhan ini maka individu akan memiliki suatu rasa kasih sayang dan cinta yang terpancar dan individu tersebut akan mampu membagi rasa cita yang ia rasakan kepada orang lain.



Kebutuhan penghargaan dan Harga diri.
Kebutuhan harga diri berhubungan dengan keinginan terhadap kekuatan pencapaian, rasa cukup, kompetensi, rasa percaya diri dan kemerdekaan. Manusia juga membutuhkan penghargaan atau apresiasi dari orang lain. Pada saat kedua kebutuhan ini terpenuhi, seseorang merasa percaya diri dan berguna. Jika kebutuhan harga diri dan penghargaan tak terpenuhi, orang tersebut mungkin merasa tak berdaya dan rendah diri.
Ketika seseorang yang telah memenuhi kebutuhan ini maka seseorang tersebut akan memiliki rasa percaya diri yang tinggi dan mampu menghargai dirinya sendiri serta orang lain.
.
Kebutuhan aktualisasi diri
Aktualisasi iri merupakan tingkat kebutuhan yang paling tinggi, dalam hierarki kebutuhan manusia menurut Maslow. Menurut teori pada saat menusia sudah memenuhi seluruh kebutuhan pada tingkat yang lebih rendah hal tersebut melalui aktualisasi diri dikatakan bahwa mereka mencapai potensi mereka yang paling maksimal.
Saat aktualisasi diri seseorang terpenuhi maka seorang individu akan memiliki suatu percaya diri untuk mengaktualisasikan dirinya di depan orang banyak.

2.5 Penerapan KDM dalam Praktek Keperawatan

Teori Maslow mengenai kebutuhan manusia dapat memberikan dasar untuk memberikan perawatan pada klien dari semua umur dan dalam berbagai lingkungan pelayanan kesehatan. Pada saat perawat menerapkan teori ini dalam praktek, bagaimanapun juga, fokusnya adalah pada kebutuhan individu lebih dari pada ketaatan yang kaku pada hierarki Maslow. Hierarki maslow pada umumnya mengenai priorits kebutuhan pada kebanyakan manusia dan tidak pada seluruh manusia. Dalam semua kasus kedaruratan kebutuhan fisiologis mengambil tempat yang lebih dulu datas tingkat kebutuhan yang lebih tinggi. Untuk memberikan perawatan yang paling eefektif  perawat perlu memahami hubungan antara kebutuhan yang berbeda pada setiap individu.

Daftar Pustaka


Alimul, Aziz.2006.Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia.Jakarta:Salemba Medika.
Perry, Potter.2005.Buku Ajar Fundamental Keperawatan vol.1.Jakarta:EGC.       
Tarwoto.2006.Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan.Jakarta:Salemba  Medika.
Nursalam.2001.Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep dan Praktik.Jakarta:Salemba Medika.
(http://toyor-skizoid.blogspot.com)